Kesadaran Merasa Dekat dengan Allah Swt

YOGYAKARTA—“Paket dari ibadah puasa endingnya adalah dekat dengan Allah Swt. Ketika kita dekat dengan makhluk saja betapa bahagianya kita dan betapa mudahnya urusan-urusan kita. Begitu juga betapa dekatnya kita dengan keluarga, istri, anak-anak, suami, orang tua kita, bahkan cucu-cucu kita. Itu luar biasa. Terlebih dekat dengan Allah Swt.” Tutur ustaz Parjiman (Wakil Rektor 1 Bidang AIK UAD) saat memberikan kultum qabla tarawih di Masjid Islamic Center UAD pada Ahad (03/04).

Kemudian ustaz Parjiman membacakan Firman Allah Swt:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِي وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ

Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran. (QS. al-Baqarah: 186)

Sesungguhnya Allah Swt itu betul-betul dekat. Di ayat yg lain –QS. 50:16— Allah menegaskan bahwa diri-Nya itu amat dekat dengan hamba-Nya, bahkan lebih dekat daripada urat nadinya sendiri.

Ustaz Parjiman menerangkan bahwa kesadaran adanya kedekatan itu penting bagi kita. Sebab, pada masanya kita tidak akan selalu bersama-sama. Memang sekarang kita bisa berjamaah bersama-sama, tetapi pada saatnya kita akan hidup sendiri, entah itu karena berbagai hal. Pasti kita akan mengalami masa-masa dalam kesendirian. Ketika dalam masa kesendirian itu kita tidak dekat dengam Allah, maka kita akan berada dalam keadaan yang nelangsa (celaka).

Ketika kita dekat dengan keluarga betapa bahagianya kita. Ini disebabkan oleh berbagai macam hal, sehingga terjadi komunikasi yang baik dan lancar. Demikian juga jikalau kita dekat dengan tetangga-tetangga kita. Banyak hadis yang menerangkan betapa pentingnya memiliki tetangga dan kita harus menghormati mereka. Bahkan dalam satu riwayat disebutkan seakan-akan tetangga itu ada hak untuk mendapatkan warisan. Hal ini menunjukkan betapa bahagianya jikalau kita bisa hidup rukun dan dekat dengan tetangga-tetangga kita

“Kita juga tidak perlu mencari tetangga-tetangga yg semuanya muslim, karena memang ada paket kampung islami, paket perumahan islami. Sebab, jikapun kita semuanya Muslim, tetap akan ada permaslahan-permasalahan di dalamnya.

Saya selalu menggambarkan di perguruan tinggi tertentu nanti persaingannya antara Muslim dengan yang lainnya. Di tempat lain persaingannya antara sesama Muslim dengan A-Z. Ketika nilainya sama-sama A, maka di situ ada persaingan antara A1, A2, dan seterusnya. Jadi, jangan dikira ketika memutuskan untuk tinggal di suatu tempat yang semuanya Muslim pasti tidak ada masalah, karena masalah itu akan selalu ada dan justru ketika kita menyadari adanya masalah, barulah kita dapat dikatakan orang yang hidup dan normal. Sebab orang-orang yang tidak merasa punya masalah, itulah yang menjadi pusat permasalahannya. Pungkas Wakil Rektor 1 Bidang AIK UAD.

Selanjutnya, Adapun makna dari firman Allah Swt dalam QS. al-Baqarah ayat 186 adalah ketika kita berdoa memohon pada Allah, niscaya Allah akan mengabulkannya. Di antara doa-doa yang diijabah oleh-Nya adalah doa-doa yang dipanjatkan pada saat bulan suci Ramadhan, tetapi bagi orang yg sudah dekat dengan Allah pasti ia akan memintanya juga profesional. Jadi orang yang dekat itu tidak akan seenaknya sendiri. Ibaratnya, kalau kita sudah dekat dengan orang tua pun ketika kita meminta pada mereka, kita akan meminta dengan cara yang profesional. Tidak akan meminta sesuatu di luar kemampuan orang tua. Demikian juga ketika kita meminta pada Allah mesti profesional. Pasti kita tidak akan berdoa memohon, “Ya Allah tolong jadikan saya presiden”. Ya, kalau menjadi presiden dalam sinetron bisa. Tentu kita akan meminta pada Allah hal-hal yang pas bagi kita.

Ustaz Parjiman menegaskan bahwa ending kita menjalani ibadah di bulan Ramadhan di samping la’allakum tattaqun juga ada yg lain, yaitu agar kita dekat kepada Allah. Jadi, dengan ibadah Ramadhan ini ending/goal kita adalah merasa dekat dengan Allah. Sebab, kalau sudah dekat dengan Allah, insya Allah kapan pun dan di mana pun kita berada kita tidak akan pernah merasa dalam kesendirian.

Kita harus sudah mulai melatih, apabila kesadaran merasa dekat dengan Allah itu sudah betul-betul kita rasakan, insya Allah di manapun dan kapan pun kita tidak akan pernah merasa khawatir, karena ternyata sehebat apapun rasionalitas kita untuk menggapai sesuatu, di sana ada qadarullah. Ada ukuran-ukuran Allah yang diberikan pada kita, tetapi bukan berarti kita harus pasrah, melainkan perlu ada ikhtiar yang dilakukan. Pada akhirnya tetap kembali pada qadarullah.

“Akhirnya, semua di antara kita memiliki peran yang begitu luar biasa. Pastinya setelah itu kita menyadari satu dengan yang lainnya saling menguatkan dan masing-masing memiliki peran yang luar biasa untuk memajukan Islam sehingga islam menjadi agama yang memang tinggi dan yang tidak pernah tertandingi oleh yang lain.” Tutup Ustaz Parjiman, Wakil Rektor 1 Bidang AIK UAD. (Ahmad Farhan)