Kajian Ahad Pagi di Masjid Islamic Center UAD: Ust. Yusuf Hanafiah Ingatkan Pentingnya Mensyukuri Nikmat yang Sering Dilupakan
Yogyakarta, 24 Agustus 2025 — Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar kajian rutin Ahad pagi pada 1 Rabiulawal 1447 H / 24 Agustus 2025 M, dengan menghadirkan Ustaz Yusuf Hanafiah, M.Pd.I dari Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY. Kajian kali ini mengangkat tema penting seputar “Nikmat yang Sering Dilupakan”.
Acara yang dimoderatori oleh Diyan Faturahman, S.Ag., M.Pd. ini dihadiri oleh jamaah dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa hingga masyarakat umum. Ustaz Yusuf dalam ceramahnya mengajak jamaah untuk merenungi nikmat-nikmat Allah SWT yang sering dianggap remeh atau bahkan terlupakan.
“Banyak di antara kita yang baru menyadari besarnya nikmat Allah saat nikmat itu dicabut. Seperti nikmat sehat, waktu luang, dan usia panjang, ketiganya kerap kali luput dari rasa syukur,” ujar beliau di hadapan jamaah.
Dalam penjelasannya, Ustaz Yusuf menyampaikan bahwa nikmat sehat merupakan nikmat pertama yang sering disepelekan. Ia menegaskan bahwa sehat tidak hanya jasmani, tetapi juga mental dan rohani. Nikmat kedua adalah panjang umur, yang menurutnya harus digunakan untuk memperbanyak amal. Sedangkan nikmat ketiga adalah waktu luang, yang seharusnya dimanfaatkan untuk hal-hal positif, salah satunya menghadiri majelis ilmu seperti kajian ini.
Beliau mengutip QS An-Nahl ayat 18 sebagai pengingat bahwa nikmat Allah tidak akan mampu dihitung oleh manusia:
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya.”
Ustaz Yusuf juga memberikan ilustrasi tentang nikmat bernafas. Jika setiap nafas dikenai biaya Rp1, maka selama 83 tahun, total nilai nikmat tersebut bisa mencapai lebih dari satu miliar rupiah. Hal ini, menurutnya, menjadi bukti bahwa nikmat Allah sangat besar dan tidak ternilai.
Selain tiga nikmat umum tersebut, beliau menekankan pentingnya menyadari dan mensyukuri nikmat iman, yang dianggap sebagai nikmat paling istimewa dan bersifat khusus.
“Nikmat iman bukan nikmat materi yang bisa diraih dengan usaha semata. Ini adalah petunjuk dari Allah yang tidak diberikan kepada semua orang,” jelasnya.
Sebagai penguat, ia menyitir QS Al-Qasas ayat 56 tentang hidayah yang berada di tangan Allah, meskipun seseorang mencintai orang terdekatnya, tidak bisa menjamin hidayah akan sampai kepadanya — sebagaimana kisah Nabi Muhammad ﷺ dengan pamannya, Abu Thalib.
Di akhir kajian, Ustaz Yusuf mengutip pendapat Ibnu Taimiyyah mengenai tiga bentuk syukur:
- Dengan hati – menyadari bahwa semua nikmat datang dari Allah.
- Dengan lisan – memperbanyak ucapan syukur seperti Alhamdulillah.
- Dengan anggota tubuh – menggunakan nikmat untuk beramal saleh dan taat kepada Allah.
Tak lupa, beliau mengingatkan bahwa iman bisa naik dan turun, sehingga harus selalu dijaga dengan ketaatan dan amal ibadah.
Kajian yang berlangsung khidmat ini diakhiri dengan doa bersama, dan diharapkan menjadi pengingat bagi jamaah untuk lebih menghargai dan mensyukuri nikmat-nikmat Allah dalam kehidupan sehari-hari, baik yang bersifat lahiriah maupun batiniah. (MA/media IC)
Full Video Kajian