Tingkatan-Tingkatan Puasa

oleh: Drs. H. Anhar Ansyori, M.Si., Ph.D.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah/2: 183).

Jika setiap orang mengetahui tentang tingkatan-tingkatan puasa, maka diharapkan mereka akan memiliki niat dan azzam yang kuat untuk mencapai tingkatan-tingkatan tersebut. Selain itu, dengan mengetahui tingkatan puasa juga diharapkan agar puasa yang mereka lakukan tidak sia-sia atau bangkrut belaka. Perintah berpuasa termaktub dalam Al-Quran dan juga Hadis Nabi. Tentunya, puasa yang dimaksud ialah puasa yang berkualitas dan memiliki pengaruh terhadap mereka yang melaksanakannya dengan baik.

Adapun, di dalam Al-Quran yang diseru untuk berpuasa ialah orang-orang yang beriman. Ya ayuhalladzina aamanu. Hal ini memberikan isyarat bahwa untuk melaksanakan kewajiban tersebut, yang paling pertama menyambut seruan untuk berpuasa ialah kualitas keimanan seorang hamba dan bukan status sosialnya.

Karena kondisi iman ada kalanya turun/ lemah dan adakalanya naik/ kuat, maka implikasinya adalah dalam melaksanakan ibadah puasa ini menjadi bertingkat-tingkat. Oleh karena itu, upaya harus terus ditingkatkan sehingga mampu mempertahankan bahkan meningkatkan keimanan serta selalu berupaya untuk mencegah turunnya iman tersebut. Untuk mencapai hal tersebut ada landasan, sebagaimana hadis berikut ini:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيْمَانا ًوَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Kata ihtisab dalam hadis tersebut dapat dipahami dengan makna penuh perhitungan, pertimbangan dan selektif. Jadi iman yang fungsional itu akan menggiring seseorang kepada tindakan yang akan dilakukan, membawa orang akan bersikap hati-hati. Oleh karena itu puasa itu bertingkat, sesuai kadar keimanan:

  1. Puasa awam atau ada yang mengistilahkan puasa umum.

Karena pada umumnya orang bisa melakukannya, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Indikatornya ialah hanya sebatas menahan diri untuk tidak makan, minum, tidak berhubungan suami isteri saat berpuasa, dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Meski tingkatan dasar, namun penting untuk lanjut ke tingkatan selanjutnya.

  1. Puasa khusus atau puasa dengan mendisiplinkan ibadah yang wajib.

Ibadah seperti shalat tidak cukup dikerjakan saja namun juga dihayati, dikerjakan dengan tertib serta berjamaah, kapan dan dimanapun. Selain itu juga menghiasi shalat wajib dengan shalat sunnah. Kemudian membaca al-Quran dan menghayati maknanya.

Tingkatan puasa seperti ini adalah puasanya orang shalih. Selain meninggalkan makan, minum dan syahwat pada saat berpuasa, juga menjaga seluruh panca indera dari terjerumus kepada dosa. Kesempurnaan puasa khusus ini dapat diraih dengan cara: Gadhul bashar (menjaga pendangan); hifdhu lisan (menjaga lisan); menjaga pendengaran; menjaga bagian lain dari anggota tubuh seperti tangan, kaki, perut dari melakukan atau mengkonsumsi sesuatu yang haram; tidak berlebihan dalam mengkonsumsi yang halal ketika berbuka puasa; dan hendaknya keadaan hati selalu berada dalam kondisi khauf dan raja’ kepada Allah Ta’ala.

Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1438 H

jadwal imsakiyah

Berikut Jadwal Imsakiyah dan ceramah subuh serta ceramah tarawih Ramadhan 1438 H dimasjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Untuk mendownload jadwal, silahkan klik disini

Agenda Ramadhan di Kampus 1438 H

AGENDA

 

Berikut agenda ramadhan 1438 Hijriyah yang dilaksanakan di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta:

  1. Tabligh Akbar Songsong Ramadhan ( Ahad, 21/5/2017)
  2. TBQ Calon Pasangan Nikah Bareng & Lomba Semarak Ramadhan 1438 H ( Kamis, 25/05/2017)
  3. Nikah Bareng Ramadhan Berkah (Ahad, 04/06/2017)
  4. Buka puasa bersama Yatim dan Dhuafa’ se-kota Jogja (Rabu, 07/06/2017)
  5. Gebyar Anaka Sholeh #3 (Ahad, 11/06/2017)
  6. Tabligh Akbar Festival Anak Sholeh (Selasa, 13/06/2017)
  7. Gerakan Subuh Berjamaah & Kultum Rutin (Pejuang Subuh)
  8. Kajian Tarawih dengan Pemateri Tokoh Nasional
  9. Kajian Rutin Ahad Pagi
  10. Kajian Rutin Menjelang Buka Puasa
  11. Gratis 1000 Ta’jil Setiap Hari
  12. Program I’tikaf 10 hari terakhir ramadhan

Refleksi Akhir Tahun di Masjid IC UAD

dsc_1072

Yogyakarta—Tahun 2016 hampir tiba di ujungnya, kajian Ahad Pagi Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menampilkan cara yang berbeda dari sebelumnya. Kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Takmir Masjid IC UAD tersebut biasanya dihadiri oleh sekitar 200 jamaah, diselenggarakan di ruang aula Masjid lantai dasar. Adapun, Ahad (25/12) kajian rutin dihadiri oleh ribuan jamaah, yang terdiri dari masyarakat umum dan mahasiswa.

“Ada satu hal yang istimewa dari Kajian Ahad Pagi kali ini,” kata Arum Priadi, takmir Masjid IC UAD. Menurutnya,selain sebagai refleksi akhir tahun 2016, pemateri kegiatan tersebut adalah Dr. H.M. Busyro Muqoddas, S.H., M.Hum, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang membawakan tema tentang ‘menggali hikmah dari persoalan kekinian bangsa’.

Disamping itu, Arum melanjutkan, kajian Ahad Pagi disediakan sarapan 1000 mangkuk soto, cek kesehatan gratis untuk jamaah kajian serta aksi galang dana peduli Aceh dan Bima.

“kegiatan ini berlangsung atas kerjasama antara Takmir Masjid IC UAD dengan Keluarga Alumni Universitas Ahmad Dahlan (KAMADA), Ikatan Santri Persada (IKSADA), Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) UAD,” terangDosen Pendidikan Bahasa Inggris UAD itu.

Pembawa acara Kajian Ahad Pagi, Ilham Lukmanul Hakim menyampaikan, seluruh hasil infak jamaah akan disalurkan kepada para korban Gempa di Aceh dan Banjir di Bima, Nusa Tenggara Barat melalui MDMC DIY (Mas DF)