Inilah Kriteria-Kriteria Wujudul Hilal Dalam Penentuan Awal Puasa

Yogyakarta Pada sholat tarawih Ramadhan 1445 H perdana ini Masjid Islamic Center UAD dipenuhi oleh para jamaah dari berbagai kalangan, baik Mahasiswa UAD sendiri maupun masyarakat umum dan ceramah tarawih perdana ini disampaikan oleh Prof. Dr. Muchlas, M.T selaku rektor Universitas Ahmad Dahlan. Ahad (10/03).

“Ketika kita akan melaksanakan sesuatu tentu kita harus memiliki alasan termasuk mengapa malam ini kita sudah memasuki bulan Ramadhan, maka saya akan membahas sedikit mengenai wujudul hilal yang merupakan metode yang dipakai oleh Persyarikatan Muhammadiyah yang metode ini juga sama-sama yang berkembang di Indonesia, selain rukyatul hilal bilfi’li yang digunakan oleh pemerintah dengan cara melihat secara langsung posisi hilal apakah sudah terlihat atau belum” Prolog Prof Muchlas mengawali ceramahnya.

Dia menjelaskan mengenai apa saja kriteria-kriteria yang digunakan Persyarikatan Muhammadiyah dalam menentukan awal puasa yang menggunakan wujudul hilal agar yang berpuasa besok semakin mantap ketika memutuskan berpuasa selama 30 hari kedepannya, namun metode wujudul hilal ini akan diganti menggunakan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) dimulai pada 1 Muharram 1446 H. Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) merupakan versi paling mutakhir dari upaya umat Islam sedunia untuk menyatukan penanggalan mereka. Kalender ini berprinsip satu hari satu tanggal di seluruh dunia. Artinya jatuhnya tanggal baru Hijriah adalah pada hari yang sama di seluruh muka bumi. adapun berikut kriteria-kriteria wujudul hilal dalam menentukan puasa:

  1. Conjuction terjadi sebelum maghrib, bulan mengelilingi bumi kemudian ada sinar matahari dan sinarnya sejajar dengan bidang ekliptika dengan bulan, dan inilah disebut dengan Conjuction.
  2. Terjadinya peristiwa moonset after sunset, matahari tenggelam terlebih dahulu dan bulan akan terlihat dan saat itulah ketinggian bulan akan diukur.
  3. Ketinggian bulan berada di atas posisi 0 derajat.

“Kesimpulannya adalah hari ini sudah masuk 1 Ramadan 1445 Hijriyah pada ba’da magrib karena di dalam kalender Hijriyah perubahan hari itu dilaksanakan atau terjadi setelah maghrib jika bulan Syamsiah atau bulan biasa itu tengah malam setelah jam 12 berganti hari, jika bulan Hijriyah pergantian harinya atau pergantian tanggalnya adalah setelah Magrib dan hari ini adalah tanggal 1 Ramadhan.” Terang Ustaz Muchlas.

Tak sampai disitu saja, Ustaz Muchlas juga mengajak para jamaah terawih untuk senantiasa mengisi hari-hari dengan berbagai amal sholeh dengan memperhatikan apa saja kebiasaan Nabi menjelang Ramadhan. Puasa Ramadan merupakan kewajiban bagi kita semuanya sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran, sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 183

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”

Maka hal yang perlu seseorang lakukan adalah banyak bersedekah dan berinfaq, menahan amarah, jangan sedikit-sedikit marah, memperbanyak kalimat yang baik, mudah memaafkan kesalahan orang lain dan memperbanyak senyum. Diakhir ceramahnya Ustaz Muchlas berpesan sebagai ketua majelis pustaka dan informasi yang memiliki tanggung jawab untuk mengajak bijak dalam bersosial media.

“Tentu kita semua saat ini tidak bisa lepas dari sosial media, bahkan ketika bangun tidur yang pertama kali kita buka adalah sosial media, maka saya harap kita semua memiliki kebijakan yang baik dan memiliki karakter yang baik dalam bersosial media dan mari kita gunakan sosial media ini untuk amal sholeh, sampaikanlah kebaikan-kebaikan hal-hal yang benar, karena orang beriman diperintahkan untuk senantiasa mengucapkan perkataan yang baik” Tutupnya.