Nikmat Ramadhan Harus Didapatkan
oleh Irfan Nuruddin, S.Th.I., M.Hum
يَٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah/2: 183)
Bulan Ramadhan ialah bulan yang suci. Maka orang-orang yang mampu merasakan indahnya bulan Ramadhan, nikmatnya bulan Ramadhan dan nikmatnya beribadah di bulan Ramadhan hanyalah orang-orang yang senantiasa mampu menjaga kesucian dirinya. Masuk bulan Ramadhan, namun tidak mampu menjaga kesucian, akan menjadi hambatan yang sangat serius bagi kaum muslimin untuk bisa merasakan indah dan nikmatnya Ramadhan sampai diakhir bulan.
Ada lima hal bagi setiap muslim yang perlu dijaga kesuciannya. Pertama ialah kesucian secara fisik. Harus bisa memastikan badan dalam keadaan bersih dan suci. Begitupun harus bisa memastikan, pakaian, kendaraan dalam keadaan bersih dan suci. Sama halnya dengan kebersihan rumah, masjid, di mana kita melaksanakan ibadah selama Ramadhan.
Kedua yakni kesucian dari dosa-dosa yang telah dikerjakan. Dosa ada yang kecil dan besar. Namun yang pasti dosa itu akan menjadi hambatan yang paling serius bagi setiap orang yang ingin merasakan betapa nikmatnya menjalankan puasa, menjalankan tarawih, menjalankan i’tikaf. Dosa kecil bisa dihapuskan dengan amal shaleh. Sedang dosa besar tidak ada cara lain untuk menghapusnya selain bertaubat pada Allah. Bila seorang mempunyai dosa setinggi langit, sedalam samudra dan seluas alam semesta, tentu apabila ia mau bertaubat maka ampunan Allah lebih luas dari dosa-dosanya.
Ketiga ialah membersihkan hati dari penyakit-penyakit hati. Ada rasa iri, tidak senang dengan kenikmatan orang lain. Dengki, menginginkan kenikmatan yang dimiliki orang lain hilang. Sombong, merasa diri lebih baik dari orang lain. Riya, ia yang suka memamerkan kelebihan-kelebihan dan kebaik-kebaikan pada orang lain, dan lain sebagainya dalam Qur’an disebutkan.
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ (10)
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” QS. Al-Baqarah (2): 10
Keempat mensucikan dirinya dari perbuatan dan aktivitas yang tidak ada manfaatnya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ.
“Dari Abu Hurairah dia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: ‘Diantara tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya’.”
HR. Tirmidzi No. 2239
Salah satu tanda baiknya keislaman seseorang bukan dari meninggalkan hal-hal yang terlarang. Bila seorang muslim bisa meninggalkan minuman keras, pencurian, perjudian itu hal yang wajar dan biasa. Sebab yang demikian itu sudah jelas larangannya dalam Qur’an dan hadis. Namun ukuran kebaikan seorang muslim itu ialah seberapa mampu ia meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak ada gunanya. Boleh jadi perbuatan itu boleh dan tidak berdosa bila dilakukan. Namun ukurannya ialah sebagaimana bisa seorang itu meninggalkan aktivitas-aktivitas yang tidak berguna.
Terakhir, mensucikan niat atau motivasi selain daripada Allah swt. Barangkali masih ada dari ibadah yang dilakukan dengan niat selain pada Allah swt, maka yang demikian itu harus segera dibersihkan. Niat adalah hal yang sangat pokok untuk dapat merasakan indahnya bulan Ramadhan. Ibadah hanya untuk mengharap ridha Allah swt, dan menjadi pribadi-pribadi yang semakin beriman dan bertakwa kepada Allah swt.