Inilah Kriteria-Kriteria Wujudul Hilal Dalam Penentuan Awal Puasa

Yogyakarta Pada sholat tarawih Ramadhan 1445 H perdana ini Masjid Islamic Center UAD dipenuhi oleh para jamaah dari berbagai kalangan, baik Mahasiswa UAD sendiri maupun masyarakat umum dan ceramah tarawih perdana ini disampaikan oleh Prof. Dr. Muchlas, M.T selaku rektor Universitas Ahmad Dahlan. Ahad (10/03).

“Ketika kita akan melaksanakan sesuatu tentu kita harus memiliki alasan termasuk mengapa malam ini kita sudah memasuki bulan Ramadhan, maka saya akan membahas sedikit mengenai wujudul hilal yang merupakan metode yang dipakai oleh Persyarikatan Muhammadiyah yang metode ini juga sama-sama yang berkembang di Indonesia, selain rukyatul hilal bilfi’li yang digunakan oleh pemerintah dengan cara melihat secara langsung posisi hilal apakah sudah terlihat atau belum” Prolog Prof Muchlas mengawali ceramahnya.

Dia menjelaskan mengenai apa saja kriteria-kriteria yang digunakan Persyarikatan Muhammadiyah dalam menentukan awal puasa yang menggunakan wujudul hilal agar yang berpuasa besok semakin mantap ketika memutuskan berpuasa selama 30 hari kedepannya, namun metode wujudul hilal ini akan diganti menggunakan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) dimulai pada 1 Muharram 1446 H. Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) merupakan versi paling mutakhir dari upaya umat Islam sedunia untuk menyatukan penanggalan mereka. Kalender ini berprinsip satu hari satu tanggal di seluruh dunia. Artinya jatuhnya tanggal baru Hijriah adalah pada hari yang sama di seluruh muka bumi. adapun berikut kriteria-kriteria wujudul hilal dalam menentukan puasa:

  1. Conjuction terjadi sebelum maghrib, bulan mengelilingi bumi kemudian ada sinar matahari dan sinarnya sejajar dengan bidang ekliptika dengan bulan, dan inilah disebut dengan Conjuction.
  2. Terjadinya peristiwa moonset after sunset, matahari tenggelam terlebih dahulu dan bulan akan terlihat dan saat itulah ketinggian bulan akan diukur.
  3. Ketinggian bulan berada di atas posisi 0 derajat.

“Kesimpulannya adalah hari ini sudah masuk 1 Ramadan 1445 Hijriyah pada ba’da magrib karena di dalam kalender Hijriyah perubahan hari itu dilaksanakan atau terjadi setelah maghrib jika bulan Syamsiah atau bulan biasa itu tengah malam setelah jam 12 berganti hari, jika bulan Hijriyah pergantian harinya atau pergantian tanggalnya adalah setelah Magrib dan hari ini adalah tanggal 1 Ramadhan.” Terang Ustaz Muchlas.

Tak sampai disitu saja, Ustaz Muchlas juga mengajak para jamaah terawih untuk senantiasa mengisi hari-hari dengan berbagai amal sholeh dengan memperhatikan apa saja kebiasaan Nabi menjelang Ramadhan. Puasa Ramadan merupakan kewajiban bagi kita semuanya sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran, sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 183

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”

Maka hal yang perlu seseorang lakukan adalah banyak bersedekah dan berinfaq, menahan amarah, jangan sedikit-sedikit marah, memperbanyak kalimat yang baik, mudah memaafkan kesalahan orang lain dan memperbanyak senyum. Diakhir ceramahnya Ustaz Muchlas berpesan sebagai ketua majelis pustaka dan informasi yang memiliki tanggung jawab untuk mengajak bijak dalam bersosial media.

“Tentu kita semua saat ini tidak bisa lepas dari sosial media, bahkan ketika bangun tidur yang pertama kali kita buka adalah sosial media, maka saya harap kita semua memiliki kebijakan yang baik dan memiliki karakter yang baik dalam bersosial media dan mari kita gunakan sosial media ini untuk amal sholeh, sampaikanlah kebaikan-kebaikan hal-hal yang benar, karena orang beriman diperintahkan untuk senantiasa mengucapkan perkataan yang baik” Tutupnya.

Ramadhan 1445 H Islamic Center UAD Kembali Hadirkan Masjid Ramah Anak selama

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Bulan Ramadhan menjadi bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam. Bulan yang penuh berkah dan dimuliakan oleh Allah SWT. Semua orang berbondong-bondong meramaikan masjid untuk menjalankan segala aktivitas ibadah. Dimulai dari shalat tarawih, baca al-Qur’an, bermajelis imu dan lain-lain.

Tapi terkadang hal itu, menjadi suatu momok yang dikhawatirkan oleh orangtua yang memiliki anak balita (Bawah Lima Tahun), di mana hal itu menjadikan orangtua tidak khusyuk jika beribadah di masjid. Takut menangis, takut menjerit, takut lari-larian, takut mengganggu jamaah lain, hal-hal itulah yang membuat para orangtua khawatir.

Dari masalah inilah, Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan melayani dan menghadirkan kembali “Masjid Ramah Anak”di bulan Ramadhan 1445 H. di mana para orang tua bisa dititipkan anaknya di sana, sehingga orang tua bisa ikut shalat tarawih berjamaah dengan khusyuk tanpa ada kekhawatiran lagi.

Ramadhan Di Kampus (RDK) UAD sudah diresmikan oleh Rektor UAD yaitu Prof. Dr. Muchlas, M.T. Pada hari Jum’at (08/03) di saat pengajian songsong Ramadhan 1445 H. tahun ini pun ada dua hal yang baru dari beberapa agenda yaitu Kajian menjelang berbuka diisi oleh perwakilan masing-masing Fakultas dan Pengajian Pimpinan Struktural.

Pada program “Masjid Ramah Anak” sudah menjadi ikon untuk Masjid Islamic Center UAD yang banyak diapresiasi oleh para jamaah. Salah satu dari jamaah mengatakan bahwa dia datang dengan membawa anaknya agar dia dapat mengenalkan kepada anaknya tentang berbagai ibadah selama bulan Ramadhan. Dan dengan adanya program itu pun menjadikan dirinya dapat mengikuti rangkaian ibadah dari shalat Isya, Tarawih sampai selesai dengan khusyuk dan tenang.

Dari panitia RDK IC pun demikian, bahwa program pendampingan anak-anak ini sebelumnya hanya slogan saja dari para jamaah, kemudian ditahun 1444 H. merealisasikan slogan tersebut menjadi program tersebut. Lokasi program ini ditempatkan di lantai 1 masjid Islamic Center UAD.

Tujuan dengan adanya program ini juga intinya menjaga kekhusyukan ibadah para jamaah tanpa harus terganggu pikirannya karena anak-anaknya yang masih kecil. Kemudian, di program ini ada beberapa fasilitas yang sudah disediakan yaitu: menyediakan aneka mainan, mulai dari kartun anak muslim dan juga keterampilan anak-anak mulai mewarnai , mengembaikan puzzle yang telah diacak-acak dan terdapat juga buku cerita anak Islami.

Tarawih Perdana

Sesuai keputusan Muhammadiyah bahwa puasa Ramadhan 1445 H. pada hasil hisab dinyatakan awal bulan Ramadhan jatuh pada hari senin (11/03). Maka, Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan menggelar shalat tarawih perdana.

Semua warga persyarikatan Muhammadiyah khususnya di sekitar UAD, semua berbondong-bondong baik itu dosen, mahasantri PERSADA bahkan warga pergi ke masjid Islamic Center UAD yang begitu megah dan indah. Ditambah adanya tampilan videotron indoor yang baru, membuat masjid tersebut  menjadi lebih menakjubkan. Sesuai dengan arahan rektor, bahwa videotron dapat ditampilkan saat tarawih perdana di mulai.

Kholik Abdurahman asal Pekalongan selaku jamaah masjid Islamic Center UAD yang pertama kali ikut shalat tarawih merasa senang karena ramai sekali jamaah yang ikut.

“Saat ikut shalat tarawih, ramai sekali yang datang ke masjid IC ini. apalagi melihat videotron yang baru dipasang di masjid ini menjadi menarik perhatian para jamaah. Saya senang dengan imamnya yang bagus bacaannya, apalagi AC di masjid ini membuat suasana jadi sejuk dan para jamaah khusyuk shalat tarawih” ungkapnya

Melihat para jamaah ketika masuk ke masjid tersebut, tampak senyum berseri terlihat di muka, anak-anak bersemangat karena di masjid ini juga disediakan mainan beredukasi sehingga para orangtua tidak perlu khawatir dan tenang meninggalkan anaknya di ruangan khusus anak-anak yang terletak di lantai 1 masjid Islamic Center UAD.

Pada tarawih perdana ini, rektor UAD yaitu Prof. Dr. Muchlas, M.T. menjadi penceramah tarawih perdana di masjid Islamic Center UAD. Muchlas sampaikan terkait perbedaan awal Ramadhan dengan pemerintah yang telah disepakati dalam Sidang Isbat yaitu 1 Ramadhan jatuh pada hari Selasa (12/03). Dan Muhammadiyah juga mulai nanti di tahun baru Hijriyah akan menerapkan Kalender Hijriyah Global KHGT) yang sudah dirumuskan lama oleh Majelis Tarjih Dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Muchlas Sampaikan kepada para Jamaah, untuk bisa memanfaatkan pelayanan ibadah yang telah disediakan oleh panitia Ramadhan Di Kampus (RDK) UAD dengan sebaik-baiknya. (Badru Tamam)

Menakjubkan, Para relawan RDK UAD bahu-membahu Packing ribuan paket Santunan Dhu’afa

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Ramadhan sebentar lagi, tidak terasa 11 bulan telah dilewati dan umat Islam akan kembali menunaikan kewajiban ibadah puasa di bulan suci Ramadhan 1445 H. semua orang berbondong-bondong memanfaatkan sisa waktu untuk mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadhan.

Seperti halnya Para Relawan Ramadhan Di Kampus (RDK) Universitas Ahmad Dahlan juga memanfaatkan salah satunya dua hari sebelum Ramadhan yaitu dimulai dari hari Sabtu (09/03) para Relawan bahu-membahu mempersiapkan bahan-bahan sembako untuk ribuan paket santunan yatim dan Dhuafa. Selain itu juga, dengan lebih awal mempersiapkan hal ini, para relawan bisa maksimal beribadah di bulan Ramadhan.

“Packing santunan ini dimulai lebih awal berawal dari inisiatif panitia agar para relawan tidak terganggu ibadahnya. Tahun kemarin loading barang-barang dilakukan ketika jam puasa. Jadi harapannya ketika packing sudah dilakukan sebelum Ramadhan memberikan kesempatan untuk para relawan dan panitia tetap fokus dalam berpuasa” Ungkap Andika selaku Panitia.

Dengan hal ini juga, membuat para relawan tidak perlu lagi khawatir haus atau lapar, karena masih bisa minum dan makan. Ditambah dengan penyemangat dari ustadz Budi Jaya Putra melalui tepuk semangat, yang membuat para relawan tetap semangat mempacking paket santunan. Walaupun banyak paket yang dipacking, canda tawa dari setiap relawan membuat suasana rileks.

Berbulir-bulir keringat pun keluar dari badan para relawan tidak menjadikan mereka patah semangat. Capek, lelah, letih sudah dirasakan, ada yang beristirahat sejenak, ada yang minum es teh segar, ada yang menyetel lagu atau musik jawa yang membuat orang-orang semangat, dan ada pula yang canda gurau dengan relawan lain sehingga rasa lelah pun sedikit demi sedikit menghilang. Salah satu relawan juga mengungkapkan rasa gembiranya sat ikut packing.

“Ini menjadi yang keduanya saya iku packing paket santunan yang diselenggarakan oleh RDK UAD. saya sangat senang bisa membantu menyukseskan program ini, walaupun capek tapi rasanya tetap seru.” Ungkap salah satu Relawan.

Adapun program ini diselenggarakan sebagai bentuk kegiatan sosial dan kepedulian Universitas Ahmad Dahlan terhadap warga khususnya kaum dhu’afa yang berada di sekitar lingkungan kampus UAD. (Tamam)

Ustadz Sucipto: Berikan Pesan dan Arahan Kepada Relawan RDK UAD Terkait Kepenulisan Berita

YOGYAKARTA– Berita menjadi suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan itu, semua orang dapat mengetahui apa yang sedang terjadi di muka bumi ini. Maka, berita tidak dapat dibuat dengan sembarangan atau dikarang sendiri oleh seorang penulis.

Beberapa Tim Media dan Relawan Ramadhan Di Kampus (RDK) Universitas Ahmad Dahlan mengikuti Pelatihan Jurnalis Dakwah pada hari Sabtu (09/03) di Perpustakaan Pusat Tarjih Muhammadiyah lantai 1 Masjid Islamic Center UAD. Sucipto, M.Pd. B.I., Ph.D. selaku pemateri dalam pelatihan tersebut. Kemudian, Mustafa Ahyar, S.Pd., M.Pd. selaku Kabid. Media dan IT Pesantren Mahasiswa K.H. Ahmad Dahlan (PERSADA) UAD dan Dr. Arif Rahman, M.Pd.I. Dekan Fakultas Agama Islam UAD turut hadir dalam kegiatan tersebut.

Ada beberapa pesan yang disampaikan oleh Sucipto, yaitu: Pertama, bahwa berita yang merupakan kumpulan data informasi terkait suatu hal harus berdasarkan data yang faktual. Dalam berita tidak boleh menulis dengan tanpa data bahkan tidak dianjurkan mengarang sendiri. Kedua, berita bersifat cepat basi. Sehingga Sucipto sampaikan kepada para peserta bahwa dalam penulisan berita harus segera dilakukan dan tidak berlangsung lama dari acara tersebut. Ketiga, Gunakan kata kunci judul yang menarik dan mudah dicari oleh para pembaca berita.

“Itu akan banyak menggiring pembaca lebih mudah untuk memahami berita kita. Maka gunakan kata kunci yang sering digunakan orang-orang.” terangnya

Dalam hal pembuatan berita ini, tidak hanya mengandung unsur 5W+1H, tetapi lebih banyak apa yang disampaikan tanpa meninggalkan fakta-fakta dan harus diracik juga agar terciptakan point of View yang menarik dilirik oleh para pembaca berita. Sucipto menuturkan bahwa penulis yang terbaik adalah dapat menulis yang dapat membuat orang melirik tulisan kita dan membagikan di media sosialnya.

Sucipto juga memberikan arahan kepada para peserta, agar dapat membuat berita di luar kajian-kajian Ramadhan Di Kampus UAD. Karena berita tidak hanya berkaitan dengan kegiatan yang terlaksana tetapi juga pandangan seorang penulis berita terhadap situasi dan kondisi yang ada di sekitarnya.

“Nah teman-teman harus peka ya, jadi kalau ada jamaah entah itu subuh atau dari jauh, didekati. Jangan langsung kaku saya jurnalis RDK ini dan ini.kuncinya picture yang baik adalah kalian menyatu dengan subjek yang akan ditulis dalam berita.” Jelasnya.

Kemudian, Sucipto memberikan banyak tema di luar kajian yang diselenggarakan oleh Panitia Ramadhan Di Kampus (RDK) UAD, yang membuat para peserta dapat berpikir lebih luwes lagi dalam membuat berita. Dan diperlukan penulis khusus yang membuat berita tersebut agar orang lain tertarik tidak hanya dalam sisi kajiannya saja. (Badru Tamam)

Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1445 / 2024 M

Berikut jadwal imsakiyah dan buka puasa Ramadhan 1445 H/2024 untuk Daerah Istimewa Yogyakarta, dikutip dari suaramuhammadiyah.id

Download  : JADWAL IMSAKIYAH RAMADHAN 1445 H

Khutbah Jum’at: Pentingnya Meningkatkan Kecintaan Kepada Nabi SAW

Umat Islam senantiasa dibiasakan untuk bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan-Nya. Segala anugerah yang diterima oleh hamba-hambaNya, maka sebagai hamba harus dapat menghasilkan berbagai amal shalih. Karena itu menjadi bekal yang terbaik sebagai manifestasi dari ketakwaan.

Pada Jum’at kali ini, ustadz Dadi Nurhaedi, S.Ag., M.Si. selaku khatib di Masjid Islamic Center UAD (6/10). Masih dalam momentum Maulid nabi, Dadi menjelaskan terkait perlunya untuk meningkatkan penguatan keimanan dan kecintaan umat muslim kepada nabi SAW. semua itu agar dapat meningkatkan juga pada pemahaman sampai pengamalan nilai-nilai yang dicontohkan oleh nabi SAW.

Sebagai pengikut nabi SAW, harus memiliki komitmen agar warisan nabi dapat diamalkan. Dalam hal ini, umat Islam memiliki tanggung jawab agar perjuangan rasulullah SAW tetap dilanjutkan, sehingga misi risalah kenabian itu semakin luas dan semakin banyak dirasakan oleh umat manusia.

ada dua warisan yang penting untuk umat muslim, sebagaimana yang terekam dalam beberapa kitab hadis. Misalnya dalam Mustadrak Hakim atau Mustadrak ala shahihain, mereka meriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah dari Ibnu Abbas meskipun derajat atau kualitasnya tidak sampai shahih tetapi cukup untuk dijadikan dalil. Menurut Dadi, dari peneliti hadis mengatakan hadis tersebut hasan tetapi dengan redaksi yang berbeda tetapi substansinya sama (riwayah bil Ma’na).

“Aku telah meninggalkan kepada kalian dua perkara. Kamu tidak akan tersesat selaam berpegang teguh kepada keduanya. (Yaitu) kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (H.R. Al-Hakim)

Dua hal ini menjadi warisan yang sangat penting. Rasulullah SAW tidak meninggalkan kekayaan yang banyak tetapi terpenting adalah dua hal itu yati al-Qur’an dan as-Sunnah.

“Allah ingin berpesan kepada makhluk-Nya lalu kemudian mengutus dan memillih manusia pilihan yaitu rasulullah SAW untuk menyampaikan firman-Nya sekaligus memberikan contoh atau model terbaik tentang bagaimana firman-Nya dibumikan dan diaktualisasikan dalam kehidupan.” Terang Dadi.

Penjelasan Dadi itu yang disebut dengan hadis atau sunnah yang berisikan rekaman tentang kehidupan nabi SAW. dua hal ini yang sangat penting untuk mendapatkan perhatian dari umat Islam, sehingga pesan-pesan Allah dapat diteruskan atau dilanjutkan.

Dadi mengajak para jamaah untuk merenungkan, bahwa al-Qur’an sebagai warisan dari nabi belum tentu telah menjadi sebagai teman atau sahabat karib dalam kehidupan sehari-hari dan terkadang masih ada orang yang dalam sehari-harinya tidak menyentuh atau tidak membaca al-Qur’an.

“satu kenyataan ini menjadi bahan renungan bagi kita, apakah al-Qur’an sudah dibaca tiap hari atau tidak. Berapa banyak waktu yang kita alokasikan untuk memperhatikan atau membaca surat cinta dari Allah untuk kita semua. Mudah-mudahan kita semuanya dapat mengemban amanah ini dengan penuh tanggung jawab dalam menjalaninya, sehingga kita semuanya akan menjadi orang-orang yang beruntung.” Tutupnya.

(Badru Tamam)

Link Full Video:

 

Khutbah Jum’at: 2 anugerah terbaik yang diberikan kepada manusia

Manusia diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang sempurna daripada makhluk lainnya. Dalam Q.S. at-Tin ayat 4 memberikan pandangan bahwa manusia memiliki kelebihan dan keistimewaan. Jika dilihat secara kasat mata fisik manusia tentu berbeda dengan makhluk lainnya. Namun, tidak hanya itu Allah SWT menurunkan kepada manusia sebuah keistimewaan, di mana manusia memiliki dua anugerah yang Allah berikan yaitu akal pikiran dan hawa nafsu.

Ada 4 (empat) macam makhluk yang diciptakan oleh Allah menurut imam al-Ghazali, Pertama yaitu makhluk yag diberi Allah akal namun tidak diberikan hawa nafsu, hal ini disebut dengan malaikat. Kedua, makhluk yang diberi oleh Allah hawa nafsu tapi tidak dengan akal, maka dikenal dengan hewan atau binatang. Kemudian Allah juga menciptakan makhluk yang tidak diberikan hawa nafsu maupun akal, maka dikenal dengan benda mati. Kemudian, keempat yaitu makhluk yang diberi akal dan hawa nafsu yaitu manusia.

Dari empat macam makhluk Allah ini, imam al-Ghazali menjelaskan bahwa dua anugerah terbaik kepada manusia itu adalah akal dan hawa nafsu. Akal memiliki energi positif, karena hal itu akal dapat memberikan wawasan informasi dan pertimbangan apa itu baik atau buruk. Berbeda dengan hawa nafsu yang memiliki energi negatif, yang mendorong dan memotivasi manusia untuk melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan hal itu baik atau tidak.

Ustadz Budi Jaya Putra selaku khatib pada hari Jum’at (22/09) masjid Islamic center UAD, ia sampaikan, bahwa ketika akal mampu mengontrol hawa nafsu sehingga manusia berada di atas hawa nafsunya, maka manusia akan menjadi makhluk yang mulia. Sebagaimana Q.S. An-Nazi’at ayat 40-41

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفْسَ عَنِ ٱلْهَوَىٰ ^ فَإِنَّ ٱلْجَنَّةَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ

Artinya:

“Adapun orang yang takutkan keadaan semasa ia berdiri di mahkamah Tuhannya, (untuk dihitung amalnya), serta ia menahan dirinya dari menurut hawa nafsu, maka sesungguhnya surgalah tempat kediamannya.”

Dari dua ayat tersebut, secara jelas Allah memberikan cara dalam potensi akal untuk menguasai hawa nafsu dan mengantarkan kebaikan manusia menuju surgaNya,  ketika dirinya telah mampu mengontrol hawa nafsunya. Dan hal itu manusia akan melakukan perbuatan-perbuatan yang diridhai oleh Allah SWT. Sebaliknya ketika hawa nafsu menguasainya maka manusia akan melakukan perbuatan-perbuatan yang dimurkai oleh Allah SWT.

Sllah langsung terangkan pada Q.S. Al-A’raaf ayat 179

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

“Marilah kita senantiasa berusaha untuk berjuang sebaik-baiknya agar kita mampu mengendalikan hawa nafsu yang telah dianugerahkan kepada kita dengan menjadikan akal pikiran sebagai pengevaluasi diri dari hawa nafsu yang ada pada diri kita. Oleh karena itu kita untuk senantiasa selalu memperbanyak pengetahuan sehingga kita dapat mengerti yang hak dan yang batil.” Tutupnya.

(Badru Tamam)

Link Full Video:

Khutbah Jum’at: Tiga Ketentuan Orang Berhak Masuk Surga

Khutbah Jum’at kali ini tentang . Di mana hal ini menjadi bahan renungan dan nasihat untuk semua kaum muslimin. Pada kesempatan kali ini, Jum’at (29/9) khutbah Jum’at kali ini disampaikan oleh Kepala Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD yaitu Rahmadi Wibowo Suwarno, Lc., M.A. M.Hum.

Al-Qur’an dan as-Sunnah merupakan sumber ajaran agama Islam. Di mana kedua sumber itu menjadi tempat kembali untuk mengetahui apa yang telah ditetapkan oleh al-Qur’an dan Hadis. Sebagai umat Islam diharuskan ketika memiliki masalah-masalah yang ada di sekitar, maka harus merujuk kembali kepada sumber ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan Hadis.

Hal itu menjadikan dua sumber tersebut menjadi petunjuk hidup kaum muslimin. Rahmadi sampaikan cara menjalaninya dalam mendapatkan petunjuk dari kedua sumber tersebut. Berdasarkan sabda nabi SAW. “Barangsiapa yang ridha bahwa Islam sebagai agama dan ridha Muhammad itu utusan Allah maka baginya adalah surga”.

Keyakinan bahwa hidup ini tidak hanya di dunia saja tetapi setelah mati pun ada kehidupan kembali. Sebagaimana Q.S. Al-Baqarah ayat 28

“Bagaimana kamu ingkar kepada Allah padahal kamu sebelumnya mati kemudian dihidupkan lalu dimatikan dan dihidupkan kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”

Menurut al-Qur’an tentang kehidupan ini dan nanti akan dihidupkan itu hanya dua tempat yaitu surga atau neraka. Kemudian dari hadis secara spesifik bahwa orang yang berhak masuk surga ada tiga ketentuan. Pertama, Ridha Allah sebagai tuhannya. Maksudnya percaya dengan sungguh-sungguh Allah sebagai tuhannya. Kedua, ridha Islam sebagai agamanya. Semua agama berhak mendapatkan surga, tetapi perlu dipahami bahwa Q.S. Ali-Imran ayat 102 bahwa umat Islam harus senantiasa taat kepada Allah agar ketika wafat keadaan beragama Islam.

Ketiga, ridha nabi Muhammad SAW sebagai rasulnya. Di mana ia harus rela untuk mengikuti apa yang dicontohkan oleh nabi SAW. jika tidak mengakui bahwa nabi SAW adalah rasul, Rahmadi menegaskan maka kesengsaraan yang diperolehnya.

(Badru Tamam)

Link Full Video:

Mengagumkan, Mufti Perlis mengisi Kajian Rutin Masjid Islamic Center UAD

YOGYAKARTA- Pada pagi hari ini yang penuh istimewa, Ahad (24/09) Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kedatangan Prof. Dato’ Arif Perkasa Dr. Mohd Asri bin Zainul Abidin (Prof. MAZA). Kedatangannya ini untuk mengisi kajian rutin Ahad Pagi Masjid Islamic Center UAD. tema yang dibawakan adalah “Rabiulawal: Mounth of death of the prophet?”

Pada kajian kali ini dihadiri oleh Wakil Rektor I UAD bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan yaitu Parjiman, M.Ag. dan rombongan dari Jawatan Kuasa Fatwa Negeri Perlis Sampena, Malaysia. Kajian diselenggarakan secara langsung di Masjid Islamic Center UAD dan secara online melalui channel Youtube Masjid Islamic Center UAD.

Bulan Rabi’ul Awwal menjadi bulan yang istimewa karena bulan tersebut nabi Muhammad SAW lahir di muka bumi ini. Ada beberapa pendapat yang berbeda terkait tanggal kelahiran nabi Muhammad SAW. Pendapat pertama disampaikan oleh Imam Ibnu Ishaq bahwa nabi lahir tanggal 12. Pendapat kedua, oleh Imam al-Humaidi bahwa nabi lahir tanggal 8. Kemudian ketiga, dinukilkan oleh Ibnu Dihyah bahwa nabi lahir tanggal 10. Keempat, ada yang mengatakan nabi Muhammad lahir tanggal 9.

Dari pendapat-pendapat tersebut, bahwa titik perbedaan yang muncu di antara para ulama terletak pada tanggal kelahiran nabi SAW. adapun hari dan bulan, nabi SAW pernah mengatakan sendiri bahwa beliau dilahirkan pada hari senin bulan Rabi’ul Awwal. Dan tidak ada yang berbeda juga dalam penanggalan wafat nabi SAW yaitu tanggal 12 Rabi’ul Awwal.

Dia jelaskan bahwa perbedaan tanggal yang muncul pada kalangan ulama itu karena penanggalan hijriyah baru di mulai jauh setelah nabi lahir, tepatnya ketika nabi dan para sahabat hijrah ke Madinah.

“Kelahiran bukanlah sesuatu yang berat. Tentu kelahiran itu membuat kita bahagia. Apalagi dengan lahirnya nabi SAW. The first generation of Islamic or salafussalih, mereka tidak ada satu perayaan. Semua sejarawan bersepakat, bahwa perayaan pertama dilakukan pada masa dinasti Fathimiyah diprakarsai oleh Ubaid al-Mahdi. Tidak hanya itu, juga merayakan hari lahir sayyidina Ali, Fathimah dan lainnya, kemudian (ketika runtuhnya Fathimiyah) datang dari kalangan Sunni memadamkan perayaan (yang tidak sesuai syariat Islam) dan mempertahankan perayaan maulid.” Terangnya.

Prof. MAZA juga menyebutkan bahwa di Perlis, bulan Rabi’ul Awwal disebut bulan Zikru Rasul (mengingat rasul). Mulai dari kelahiran, perjalanan hidup sampai dakwahnya selama 23 tahun dengan berbagai cobaan yang dihadapinya. Dia menceritakan bahwa kelahiran nabi SAW, terjadi sesuatu yang disebut dengan Irhas (kejadian-kejadian luar biasa). Tetapi sebagian kejadian itu tidak dapat dibuktikan melalui riwayat yang sahih. Seperti cerita ketika waktu malam nabi lahir, datangnya aisyah dan maryam yang menjadi bidan atau menyambut kelahiran nabi (ini tidak ada riwayatnya).

Ketika di tengah kehidupan Mekkah jahiliyah, nabi SAW mulai berdakwah pada keluarga terdekatnya yaitu bani Hasyim dan akhirnya diterima oleh Ali bin Abi Thalib dan Abu Thalib, pamannya. Ini episode paling penting dalam kehidupannya. Apabila nabi SAW dijadikan rasul, maka dia telah mengubah cara pikir menurut sikap dan sudut pandang orang-orang Mekkah kepada nabi Muhammad SAW.

Ketika nabi SAW berdakwah dan dianggap gila bahkan dilempar batu dan kotoran hewan ke badan nabi SAW. hal ini karena, banyak penentang mengintimidasi pengikut nabi agar meninggalkannya. Dan banyak yang mengkhawatirkan bahwa nabi Muhammad akan merusak penyembahan berhala yang sudah dilakukan sejak nenek moyang. Bahkan sampai kaum Quraisy ingin membunuh nabi SAW. dan banyak sekali tuduhan yang didapatkan oleh nabi SAW.Tetapi, nabi tidak membalasnya, padahal jika nabi berdoa maka Allah akan segera mengabulkannya.

Prof. MAZA menceritakan tentang nabi Muhammad SAW sedang menjalanan ibadah di Mekkah dan melaksanakan khutbatul Wada’. Dalam Khutbatul Wada’ yang sangat menyentuk sanubari jama’ah, di dalamnya menekankan bahwa pentingnya menjaga hubungan yang baik dengan sesama. Menjaga kebersihan hati bahkan nabi SAW memperhatikan hak-hak wanita, sehingga nabi SAW memuliakan sosok wanita.

“Ketika nabi masuk Madinah, Madinah menjadi bersinar. Pada nabi Muhammad wafat Madinah menjadi suram. Sampai sebagian sahabat nabi lari dan bersembunyi karena terlalu sedih. Sebagian lainnya belum mempercayai jika nabi wafat.” Tutupnya.

(Badru Tamam)

Link Full Video