Kajian Rutin Ahad Pagi: Keistimewaan orang yang memiliki karakter Mukhbitin

Hari Ahad menjadi hari yang ditunggu-tunggu oleh orang lain, karena hari itu menjadi istimewa, ada sebagian digunakan untuk jalan-jalan bersama keluarga, ada yang untuk istirahat di rumah dan ada yang digunakan untuk berproduktivitas dengan mengikuti kajian ahad Pagi. Salah satunya yang diselenggarakan Masjid Islamic Center UAD yaitu kajian rutin setiap Ahad Pagi, pada kesempatan kali ini Ahad (17/09), yang mengisi materi yaitu Dr. H. Khoiruddin Bashori, M.Si. (Wakil Ketua LP2M PP Muhammadiyah).

Pada kajian kali ini, yaitu membahas tentang al-Mukhbitin di mana kata tersebut jarang sekali didiskusikan dan belum banyak yang mengetahuinya, padahal kata tersebut sangat relevan dengan keadaan masa kini. Dalam Q.S. al-Hajj ujung ayat 34 dan ayat 35 yang memberikan ciri-cirinya. Bahwa Allah SWT memberikan kabar gembira kepada orang yang tunduk dan patuh padaNya.

… وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَ (۳٤) الَّذِيْنَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَالصَّابِرِيْنَ عَلَى مَا أَصَابَهُمْ وَالْمُقِيْمِى الصَّلَوةِ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوْنَ (۳۵)

“Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka. Orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka. Orang-orang yang mendirikan shalat dan orang dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. (Q.S. Al-Hajj ayat 34-35)

Orang Mukhbitin ini selalu menjadi orang yang gembira dalam hidupnya walaupun banyak persoalan hidup. Maka semakin tinggi posisi atau tanggung jawab, persoalan pun makin banyak. Terkadang hidup juga sawang sinawang di mana ketika ada musibah dia saja yang terkena tetapi ketika ada kenikmatan orang lain yang mendapatkannya.

Orang yang terlihat ceria dan bahagia itu belum tentu dalam hatinya begitu, karena terkadang ada orang yang pandai menutup kesedihannya dengan senyum kepada orang lain. Dalam Q.S. al-Balad pun Allah memberikan statement bahwa manusia diciptakan dalam keadaan susah payah dalam banyak hal maka harus diperjuangkan.

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِيْ كَبَدٍ (٤)

“Sungguh, kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah” (Q.S. Al-Balad ayat 4)

Dalam Ibnu Katsir diterangkan bahwa salah satu makna Kabad itu bukan hanya diartikan bersusah payah tetapi juga tegak lurus. Dan orang yang bisa tegak lurus itu orang yang sudah melalui banyak sekali perjuangan diri. Maka menikmati perjuangan itu penting, dengan mengatasi segala dinamika kehidupan dengan tersenyum.

Al-Mukhbitun berasal dari kata al-Khabtu atau al-Ikhbat, al-Khabtu bermakna permukaan tanah yang luas dan tenang, semacam lembah yang dalam, luas, sunyi dan terhampar. Ibnu Abbas RA mengartikan lafadz al-Mukhbitin dalam ayat ini sebagai mutawadhi’in (orang-orang yang merendahkan diri). Sedangkan menurut Mujahid, Mukhbitin artinya adalah Muthmainnin (orang yang hatinya merasa tenang bersama Allah).

“itu orang yang hatinya selalu tenang meskipun sebetulnya dalam pengalaman hidupnya dia mengalami banyak hal yang tidak mudah tapi dia tetap tenang” jelasnya.

Maka ma’iyatullah (bersama Allah) itu penting. Bahwa dengan dekat dengan Allah dan yakin tidak ada apa-apa jika Allah diam saja, maka Allah akan membelanya. Kemudian Dia sampaiakn beberapa ciri-ciri Mukhbitun, yaitu: Pertama, jika asma Allah disebut itu hatinya bergetar. Al-Wajal artinya hati yang menggigil dan bergetar takut karena mengingat kekuasaan dan hukuman Allah atau merasa melihatNya.

Kedua, orang-orang yang bersabar terhadap apa yang menimpa dirinya. Sabar secara bahasa adalah al-Habsu, yaitu menahan jiwa dari sedih dan gelisah. Menahan diri dari rasa sedih dan gelisah, cemas dan amarah, menahan lidah dari keluh kesah dan menahan anggota badan dari kekacauan. Kemudian sabar adalah menahan jiwa dalam tiga keadaan: 1). sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah SWT. 2). sabar untuk tidak bermaksiat kepada Allah SWT. 3). Sabar atas cobaan dari Allah SWT.

Ketiga, menegakkan shalat. Shalat adalah ibadah yang teragung. Ibadah ini memiliki pengaruh besar bagi kesalihan pribadi dan sosial seseorang.

“salah satu cara yang sangat bagus untuk memperbanyak zikir juga di saat setelah selesai shalat kemudian menghafal dan sebagainya, in syaa Allah menjadi lebih kuat kita bisa menjadi lebih tenang dalam menghadapi dinamika kehidupan” jelasnya.

Keempat¸orang yang hatinya selalu tenang itu orang yang dermawan bukan yang pelit. Salah satu resep dari Ibnul Qayyim bahwa hidup bermanfaat bagi orang lain dan dermawan, dia orang-orang yang paling lapang dadanya. Infak atau nafkah dalam ayat ini mencakup semua infak, baik yang wajib seperti zakat, kafarat dan nafkah keluarga juga mencakup yang mushabbah.

“Al-Mukhbitun senantiasa berinfak di jalan Allah, meski dalam kesulitan. Sedekah menjadi sebab dari kelapangan dada. Orang yang senantiasa hidupnya bermanfaat bagi orang lain, senantiasa berbuat baik kepada sesama dan dermawan adalah orang-orang yang paling lapang dadanya dan paling baik jiwa dan hatinya.” Tutupnya.

(Badru Tamam)

Link Full Video