Khutbah Jum’at: Pentingnya Tiga Hal dalam Hidup
Pada hari Jum’at (1/9), sudah waktunya rutinitas seorang muslim untuk melaksanakan shalat Jum’at, salah satunya di masjid Islamic Center UAD, yang berkesempatan menjadi khatib adalah Dr. Untung Cahyono, M.Hum. dia adalah Dewan Pakar Majelis Pendayagunaan dan Wakaf PP Muhammadiyah.
Firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 218 ada tiga kata yang sangat penting yakni Amanu orang beriman), Hajaru (orang yang berhijrah) dan Jahadu (orang yang jihad) itu semua orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah. Dia sampaikan pertama bahwa iman menjadi persoalan yang sudah lama untuk selalu ditekankan oleh siapapun terkait dengan pembinaan baik individu maupun jamaah.
Dalam kehidupan umat Islam berbicara iman ini tidak sekedar terkait dengan keyakinan saja tetapi juga berkaitan dengan yang memiliki kemauan dan kemampuan untuk mewujudkan kehidupannya dalam banyak hal lebih baik.
Kedua, orang-orang yang berhijrah secara umum dapat dipahami arti berhijrah adalah berpindahnya dari satu tempat ke tempat yang lain. Ketiga, orang-orang yang berjihad. Kata jihad dalam negeri ini disampaikan sebagai hal yang negatif. Di mana pernyataan itu karena dilakukan oleh orang-orang yang tidak benar, sehingga disimbolkan sebagai negatif. Bersamaan dengan itu juga, umat Islam harus bisa memahami terkait hal itu baik lewat omongan atau tulisan agar tidak berpikir seperti itu.
Dia sampaikan iman, hijrah dan jihad sebenarnya itu sesuatu yang secara individu atau jamaah tidak boleh lepas dari pemahaman kita sebagai umat Islam dalam melaksanakan dirinya sebagai hamba Allah.
“Karena ketika soal iman tidak pernah ada yang menyukai dan kemudian kualitas kehidupan masyarakat menurun dari sisi keimanan, yang kemudian berimbas pada perilaku yang merusakkan dirinya bahkan juga merusakkan warga dan masyarakat, maka tentu itu sebuah persoalan.” Jelasnya.
Iman menjadi skala prioritas dan amat penting bagi seorang muslim. Kedua, berhijrah pada hakikatnya kita dituntut untuk hijrah. Terutama untuk mengubah dari hal yang baik menjadi lebih baik. dari keberadaan pendidikan, ekonomi dan lainnya berkembang menjadi lebih baik dan bermanfaat.
“Tapi ketika lepas dari pikiran itu maka menjadi persoalan negara ketika tidak ada lagi yang punya respect, tanggung jawab dan perhatian terhadap hijrah. Dan kemudian bermakna jika berpindah dari situasi yang tidak baik menjadi lebih baik.” terangnya.
Ketiga adalah jihad. Tentu jihad menjadi sebuah perjuangan dalam segala hal dalam dakwah pun demikian. Maka, tidak bisa satu sisi ekonomi maju tapi moralitas dibiarkan, begitupun sebaliknya.
“Tentu saja kita juga sadar belum terlalu lama umat Islam memiliki peran yang signifikan. Bahkan saat ini relatif menurut saya setidaknya umat Islam sudah cukup kuat, tapi begitu masuk persoalan yang harus melibatkan diri terkait dengan keimanan, maka disitu ujian komitmen seseorang”. Tambahnya.
Dari hal itu, diupayakan umat Islam tidak hanya sekedar mandiri tapi juga memiliki mentalitas keimanan yang memadai. Jika keimanan sudah memadai, maka diimbangi dengan sebuah usaha untuk merubah keadaan jadi lebih baik.
(Badru Tamam)
Link Full Video