Perjuangan menghadirkan generasi Qur’ani: Keutamaan membaca al-Qur’an

Pagi yang cerah di hari libur (10/9), Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melanjutkan kajian Sirah Nabawiyah bagian kedua yang disampaikan oleh ustadz Akhmad Arif Rif’an dengan tema perjuangan menghadirkan generasi Qur’ani.

Al-Qur’an sebagai petunjuk dalam hidup orang-orang bertakwa, menjadikan al-Qur’an sebagai pegangan atau pedoman dan dengan hal itu Allah berikan jaminan kepada mereka. Jaminan pertama dari Allah akan dinilai fi sabilillah ketika menuntut ilmu. Selanjutnya ketika mereka baca al-Qur’an dan menyampaikan kepada suatu kaum di masjid maka Allah turunkan ketenangan bagi mereka, yaitu: hati, diliputi kasih sayang Allah, disebutkan para malaikat melindungi mereka dengan sayapnya dan disebut-sebut oleh Allah dihadapan para malaikat.

Keutamaan dalam membaca al-Qur’an menjadi penting dikarenakan banyak kebaikan yang dapat diperoleh sebagaimana dalam hadis bahwa dengan membaca satu huruf al-Qur’an saja itu akan mendapatkan 10 kebaikan. Pada kajian pertama tentang perjuangan menghadirkan generasi qur’ani, diawali dengan kisah perjuangan Rasulullah SAW selama 23 tahun berdakwah di Mekah dan Madinah, ini menjadi alasan di antara ayat-ayat yang turun dalam al-Qur’an ada yang disebut ayat Makkiyah dan Madaniyah.

Di dalamnya juga dijelaskan Rasulullah diutus karena karakteristik buruk orang-orang yang disebut dengan zaman jahiliyah bahkan dalam al-Qur’an dijelaskan juga karakter yang dimiliki rasulullah yaitu  tidak dapat membaca atau menulis (umi). Kedatangan rasulullah SAW di Mekkah sesuai dengan doa nabi Ibrahim AS (Q.S. Al-Baqarah: 129).

Dari ayat tersebut, memohon kepada Allah agar diutus rasul yang membacakan ayat-ayat Allah. maka Allah kabulkan sesuai pada Q.S. Al-Baqarah ayat 151. Dalam redaksi ayat tersebut, ada kata tilawah. Tilawah di sini tidak hanya dapat diartikan membaca saja tetapi juga mempelajarinya, menghafalkannya dan mengamalkannya serta bentuk pengagungan Allah karena nabi dan rasul tidak pernah menggunakan kata Qoro’a (membaca) tetapi menggunakan kata tilawah

Kemudian dijelaskan lagi pada Q.S. Ali-Imran ayat 164 dan Q.S. Al-Jumu’ah ayat 2. Ini yang menggambarkan bahwa Rasulullah diperintah untuk tilawah al-Qur’an. Agar memperkuat pemahaman, pertama Q.S. Al-Kahfi ayat 27 dan al-Ankabut ayat 45 2 ayat tersebut menggunakan kata tilawah, sehingga tidak boleh meremehkan al-Qur’an, karena keutamaanya disebutkan kurang lebih 15 ayat dalam al-Qur’an.

. “dalam mendidik generasi penerus, kita tidak boleh tidak mengenal al-Qur’an, harus mengenal al-Qur’an.” Jelasnya.

Allah SWT menjelaskan apa yang diperintahkan kepada nabi untuk menyembah Tuhan dan Mekah menjadikan tempat suci dan kekuasanNya, agar termasuk orang-orang yang berserah diri (Q.S. An-Naml ayat 91-92). Tilawah menjadi perintah bagi umat Islam yang harus kita jaga, karena rasulullah SAW bersabda bahwa di antara puncak kebaikan seorang hamba itu terletak pada interaksinya dengan al-Qur’an.

“Ahli Qur’an adalah keluarga Allah itu menunjukkan pengakuan dan penghargaan bahwa mereka yang dekat dengan al-Qur’an sangat dekat dengan Allah SWT jika membacanya, mempelajarinya, menghafalnya dan mengamalkannya dengan benar. Semoga menjadi penambah kekuatan bagi kita dalam interaksi kita dengan al-Qur’an dan jalan bagi kita untuk menguatkan generasi.” Tutupnya.

(Badru Tamam)

Link Full Video